Saat kita menonton televisi dan kita disuguhi tontonan tentang berbagai musibah yang datang melanda. Seperti banjir, tsunami, tanah longsor, gempa bumi, peperangan, atau yang teraktual kerusuhan tanjung periok,dan musibah-musibah yang lainnya, baik yang terjadi di belahan bumi Indonesia tercinta ini atau belahan bumi yang lainnya. Di mana kesemuanya itu telah memakan banyak korban jiwa maupun harta. Atau mungkin saat kita melihat berbagai musibah yang terjadi disekitar kita seperti kecelakaan, kematian, kebakaran maupun yang lainnya. Atau bahkan mungkin musibah yang terjadi pada diri kita sendiri seperti sakit, kehilangan atau yang lainnya. Berbagai macam sikap akan muncul ketika kita menghadapai itu semua mungkin sebagian dari kita ada yang berduka, menangis, bersimpati, tabah, bahkan mungkin ada yang biasa saja.
Keanekaragaman sikap tersebut adalah sesuatu hal yang manusiawi. Tapi ada hal yang harus kita sadari dan kita waspadai yaitu apa yang ada dibalik atau yang mendasari dari munculnya sikap-sikap tersebut. Jangan sampai adanya musibah tersebut menjadikan rusaknya sendi-sendi keimanan kita. Tercerabutnya akar keimanan di hati kita hakikatnya merupakan musibah di atas musibah.
Dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menerangkan tanda-tanda (ayat-ayat) yang diberikan Allah SWT di muka bumi ini melalui berbagai macam ciptaan Nya atau pun tentang kisah-kisah umat terdahulu dan agar kita mau memperhatikannya serta mengambil hikmahnya. Satu hal yang pasti bahwa Allah SWT dalam menciptakan atau mengadakan sesuatu adalah haq dan tidak dengan bermain-main. Dan musibah merupakan salah satu bentuk ciptaan Allah SWT.
Allah telah mengingatkan kita dalam QS. Ar Rum ayat 41 bahwa sumber kerusakan yang terjadi di darat atau di laut adalah ulah tangan-tangan manusia. Artinya, apapun yang terjadi pada diri, masyarakat, maupun lingkunag kita, bila kita renungkan dengan akal dan hati yang jernih, tak lain tak bukan merupakan akibat dari perbuatan kita sendiri. Sangat aneh bila datang musibah menghampiri kita kemudian kita sibuk mencari kambing hitam, menyalahkan orang lain, dan apalagi kita menghakimi Allah SWT Dzat yang maha kasih sayang. Naudzu billahi min dzalik.
Allah adalah Dzat yang maha unik dan maha sempurna. Kasih sayang, nikmat dan rahmatNya yang tiada terbilang dicurahkan kepada kita dengan cara-cara yang terkadang kita tidak mampu menjangkaunya dengan akal kita. Di saat kita mampu mengendalikan nafsu amarah kita, kita akan dibuat terseyum dengan fakta bahwa ternyata musibah adalah salah bentuk cinta dan rahmatnya Allah SWT yang luar biasa kepada kita.
Mungkin kita harus selalu melatih diri kita untuk mempunyai keyakinan apapun yang diberikan Allah SWT adalah anugerah terindah yang harus kita syukuri. Karena Allah SWT tidak akan berbuat aniayah kepada hambaNya, dan tidak akan memberikan beban kepada seorang hamba, di mana hamba tersebut tidak mampu menanggungnya. Wallahu a’lam.
Selamat siaang, asyik abbis deh postingnya, sukses untuk anda.
Kunjungi juga Blog kami http://www.harisistanto.wordpress.com, ada posting baru yang membahas : “Persiapan usaha cuci sepeda motor?”, dan artikel lain yang berguna, jangan lupa kasi komentar yaaa. Makasiiih.
musibah, ya, beragam. yang penting, biar semua bisa jadi ibroh bagi kita.
ok, selamat datang lagi setelah sekian lama absen di dunia maya.
silakan kunjungi juga http://mastermasri71.wordpress.com
Ok